"Kau hadir, dengan segala tingkah lugu mu
Memasungku dalam gugusan asa baru, mengharap rindu menusukku lagi"
Jujur harus ku akui, kau tiba-tiba datang disaat aku tengah menggantungkan harapan di atas tungku yang tak lagi berapi
Terkikis longsor sepi yang mengendap di bebatuan
...Ini memang suatu keajaiban...
Hadirmu menyalakan tungku yang kudiami
yang memang perlahan mulai padam
Panasnya begitu menyengat hingga aku mulai kegerahan
Gerah yang teramat sangat karena berbalut rindu melesat di lubuk hatiku yang mengerontang
Aku mungkin salah mencari ketenangan itu dengan menggebu-gebu
Padahal, tidak seharusnya aku melakukan itu
Benarkah ketenangan itu harus dicari di suatu tempat, disuatu masa?
Padahal tubuh punya hati yang tak terbatas ruang dan waktu
Lalu dimana tempat yang ingin ku pijak?
Kapan juga masa akan memelukku dengan aneka puisi keindahan?
Aku yakin, aku punya hati yang selalu dalam adaku
Sunday, April 24, 2011
Kepada Kamu Cinta yang Terlupa
Malam cepat beringsur
Anganku ingin menjemput bayangmu ketika pagi turun dengan tetes embunnya
Aku terisap pada wajahmu yang meninggalkan wangi di setiap waktu
Selalu saja begitu
Sepertinya aku memang tidak bisa menyingkirkan kesetiaanku
Mencintaimu degnan napas terengah dan kepala tengadah menghimpun dosa
"Tuhan, aku ingin menghabiskan setiap detik bersamanya"
Siapa lagi kalau bukan engkau, yang di mataku tak pernah basi
Seperti pagi yang selalu memberikan benderang untuk bumi
Setelah malam membabi buta menenggelamkan dalam gelap
Setelah semua makin jelas di mataku, aku juga blm beranajak pergi
Meski mungkin tak sedahsyat awalnya, kaki belum juga surut mengharapkanmu
Apakah ini sebuah kebodohan?
Barangkali iya
Tapi peduli apa?
Bisa mencintaimu sudah cukup bagiku
Mungkin aku ini memang bodoh
Menunggu cinta semu dengan damba beribu dan dibalut kesendirian
"Menggembara begitu jauh, dari timur ke barat. Seribu batu terlampaui. Kakiku menjejak jagad milik Tuhan"
Anganku ingin menjemput bayangmu ketika pagi turun dengan tetes embunnya
Aku terisap pada wajahmu yang meninggalkan wangi di setiap waktu
Selalu saja begitu
Sepertinya aku memang tidak bisa menyingkirkan kesetiaanku
Mencintaimu degnan napas terengah dan kepala tengadah menghimpun dosa
"Tuhan, aku ingin menghabiskan setiap detik bersamanya"
Siapa lagi kalau bukan engkau, yang di mataku tak pernah basi
Seperti pagi yang selalu memberikan benderang untuk bumi
Setelah malam membabi buta menenggelamkan dalam gelap
Setelah semua makin jelas di mataku, aku juga blm beranajak pergi
Meski mungkin tak sedahsyat awalnya, kaki belum juga surut mengharapkanmu
Apakah ini sebuah kebodohan?
Barangkali iya
Tapi peduli apa?
Bisa mencintaimu sudah cukup bagiku
Mungkin aku ini memang bodoh
Menunggu cinta semu dengan damba beribu dan dibalut kesendirian
"Menggembara begitu jauh, dari timur ke barat. Seribu batu terlampaui. Kakiku menjejak jagad milik Tuhan"
Saturday, April 23, 2011
Kepada Kamu Cinta itu (Cinta dalam sepotong cerita)
"andai saja cinta itu kamu...
pasti aku rela menyerahkan padamu cinta itu..."
Masih ingatkah dengan kalimat itu? Tanpa tau darimana datangnya kekuatan itu, dengan lancang aku tuliskan untukmu.
Dan kelancanganku itu ternyata berbuah anugrah terindah bagiku, karena tau-tau kita menjelma sepasang manusia yang saling bertukar cintademi cerita tanpa melalui perjumpaan nyata.
Kalau boleh aku bertanya..
"begitu bermaknakah perjumpaan nyata buatmu?"
Kita beradu pandang tanpa sekat jarak dan waktu, mengeja dalamnya diri dengan praduga.
Tak ingin ku lari, tak ingin ku ingkari.
Sama saja ku khianati diri bila itu kulakukan.
Mengapa?.. Aku tak perlu bertanya.
Semestinya biarkan semua mengalir air dan berhembus seperti angin.
Air yang selalu mengalir menuju muaranya, dan angin yang setia menggelitik dedaunan dengan senandung.
Aku ingin kamu tau..
Jelaga matamu telah membawaku pada keindahan yang bertubi
Menudutkan ku di batas damba yang merasuk maju tanpa henti
Jika ini realitas, aku tak mau berhenti dan membiarkannya jadi basi...
Semoga ini nyata dan bukan sia-sia..!
Yang pasti...hadirmu membuatku termangu
Maafkan aku yang tak mampu lagi menyembunyikan perasaan ini
Maafkan jika aku selalu ingin menyemayamkan wajahmu dalam asa yang tak henti membasuh sepiku
Maafkan jika aku selalu menyulam benang rindu di setiap jejak yang pijak
Seperti sekarang
Maafkan jika aku tak mampu menahan rindu yang berkejolak, hingga mata ini enggan terlelap
Sampai bisa kubingkai indah matamu dalam mimpiku
pasti aku rela menyerahkan padamu cinta itu..."
Masih ingatkah dengan kalimat itu? Tanpa tau darimana datangnya kekuatan itu, dengan lancang aku tuliskan untukmu.
Dan kelancanganku itu ternyata berbuah anugrah terindah bagiku, karena tau-tau kita menjelma sepasang manusia yang saling bertukar cintademi cerita tanpa melalui perjumpaan nyata.
Kalau boleh aku bertanya..
"begitu bermaknakah perjumpaan nyata buatmu?"
Kita beradu pandang tanpa sekat jarak dan waktu, mengeja dalamnya diri dengan praduga.
Tak ingin ku lari, tak ingin ku ingkari.
Sama saja ku khianati diri bila itu kulakukan.
Mengapa?.. Aku tak perlu bertanya.
Semestinya biarkan semua mengalir air dan berhembus seperti angin.
Air yang selalu mengalir menuju muaranya, dan angin yang setia menggelitik dedaunan dengan senandung.
Aku ingin kamu tau..
Jelaga matamu telah membawaku pada keindahan yang bertubi
Menudutkan ku di batas damba yang merasuk maju tanpa henti
Jika ini realitas, aku tak mau berhenti dan membiarkannya jadi basi...
Semoga ini nyata dan bukan sia-sia..!
Yang pasti...hadirmu membuatku termangu
Maafkan aku yang tak mampu lagi menyembunyikan perasaan ini
Maafkan jika aku selalu ingin menyemayamkan wajahmu dalam asa yang tak henti membasuh sepiku
Maafkan jika aku selalu menyulam benang rindu di setiap jejak yang pijak
Seperti sekarang
Maafkan jika aku tak mampu menahan rindu yang berkejolak, hingga mata ini enggan terlelap
Sampai bisa kubingkai indah matamu dalam mimpiku
Friday, April 22, 2011
GIRL = ISN'T A DOLL!
gue bukan boneka yang bisa di paksa
gue bukan boneka yang bisa di mainin seenaknya
gue bukan boneka yang gabisa ngerasain sakit
gue bukan boneka yang gapunya perasaan
gue bukan boneka yang bisa di lakuin sesuka hati
gue manusia!
gue perempuan!
dan harusnya lo bisa hargain perempuan!
lo harusnya bisa hargain keputusan perempuan!
dan lo harusnya bisa hargain semua perempuan!
gue manusia
punya perasaan! bisa ngerasain sakit hati!
how SHIT YOU ARE DUDE!
posted by : little Quinca 2
gue bukan boneka yang bisa di mainin seenaknya
gue bukan boneka yang gabisa ngerasain sakit
gue bukan boneka yang gapunya perasaan
gue bukan boneka yang bisa di lakuin sesuka hati
gue manusia!
gue perempuan!
dan harusnya lo bisa hargain perempuan!
lo harusnya bisa hargain keputusan perempuan!
dan lo harusnya bisa hargain semua perempuan!
gue manusia
punya perasaan! bisa ngerasain sakit hati!
how SHIT YOU ARE DUDE!
posted by : little Quinca 2
Jika Saatnya
Apakah ini saatnya untuk membunuh perasaanku?
Melepaskan segala rindu yang mengendap menjadi debu berterbangan.
Bersatu bersama langit yang membentang.
Apakah aku mampu?
Sementara perasaan ini telah menjelma prasasti yang membatu
Hidup di segala adaku
Dalam diam, jarak, bahkan luka sekalipun,
Betapa susah memahami arti diri
Betapa sulit menyelami maunya HATI.
Jalan membentang bertabur kasih yang kugelar
...tak juga membuat mu bergeming...
Segala adaku telak kubuka untukmu tanpa tirai sehelaipun.
Jika memang akhirnya ajy harus membunuh perasaan ini
Izinkan aku untuk tetap mengenangmu
Tidak juga karena apa, cinta sejati tak bisa di bunuh pun bunuh diri
Dia akan tetap mengalir di setiap alunan nada kasih yang menggema di jagad raya
Izinkan aku tetap mencintaimu, walau hanya dalam diam dan senyap
Hingga suratan takdir membukakan rahasia kalamnya
Mungkin hanya dengan cara itu aku bisa tetap mencintaimu
Walau mungkin tak pernah nyata juga akhirnya.
Ada jera menderu dalam kalap cintaku
Merobek janji hati yang memahat batu
Kobar rindu yang pernah memanaskan tungku di ujung penantian ini, perlahan meleleh dalam ego yang mulai runtuh
Dingin menghanyutkan di ruang hampa
Hanya bisa mendesis panjang menyebut namamu
...tapi tersia-sia...
Luruh bersatu dengan tanah
Haruskah jera ini menguntit di sendiriku yang makin mematikan?
Dalam cengkraman rindu mendendam
Sekarat di batas mimpi semu...
Melepaskan segala rindu yang mengendap menjadi debu berterbangan.
Bersatu bersama langit yang membentang.
Apakah aku mampu?
Sementara perasaan ini telah menjelma prasasti yang membatu
Hidup di segala adaku
Dalam diam, jarak, bahkan luka sekalipun,
Betapa susah memahami arti diri
Betapa sulit menyelami maunya HATI.
Jalan membentang bertabur kasih yang kugelar
...tak juga membuat mu bergeming...
Segala adaku telak kubuka untukmu tanpa tirai sehelaipun.
Jika memang akhirnya ajy harus membunuh perasaan ini
Izinkan aku untuk tetap mengenangmu
Tidak juga karena apa, cinta sejati tak bisa di bunuh pun bunuh diri
Dia akan tetap mengalir di setiap alunan nada kasih yang menggema di jagad raya
Izinkan aku tetap mencintaimu, walau hanya dalam diam dan senyap
Hingga suratan takdir membukakan rahasia kalamnya
Mungkin hanya dengan cara itu aku bisa tetap mencintaimu
Walau mungkin tak pernah nyata juga akhirnya.
Ada jera menderu dalam kalap cintaku
Merobek janji hati yang memahat batu
Kobar rindu yang pernah memanaskan tungku di ujung penantian ini, perlahan meleleh dalam ego yang mulai runtuh
Dingin menghanyutkan di ruang hampa
Hanya bisa mendesis panjang menyebut namamu
...tapi tersia-sia...
Luruh bersatu dengan tanah
Haruskah jera ini menguntit di sendiriku yang makin mematikan?
Dalam cengkraman rindu mendendam
Sekarat di batas mimpi semu...
Semoga Nyata
note: I love this part from "Cinta itu Kamu". Idk why
Detik yang kupelik, telah menyekat mataku pada detak jam yang menunjukan angka 04.28 dini hari.
Ada sunyi yang tiba-tiba hadir.
Memaksaku terdiam sejenak dalam bius cakrawala pagi tanpa kata-kata
Satu detik melaju tanpa kusadari.....
Satu menit melibas anganku tanpa apa-apa.....
Dan...
Saat kupasung mataku dalam tidur lena, semua tampak begitu nyata
Dalam mimpiku, kutemui kau dengan senyum menjelma
Apa adanya dan seutuhnya
Meninggalkan sepotong kangen yang merenggut sadarku, ketika matahari membiarkan sinar kemilaunya di balik jendela
Sedang apa dia?
Semoga aja awan yang berarak membawa pesan kengenku yang kini mulai setia dalam alurnya
Semoga ia tetap menjadi orang biasa yang membiarkan tubuhnya sedikit basah oleh hujan senja
Ketika itu, ia begitu mempesona
Semoga saja ini nyata.......
Detik yang kupelik, telah menyekat mataku pada detak jam yang menunjukan angka 04.28 dini hari.
Ada sunyi yang tiba-tiba hadir.
Memaksaku terdiam sejenak dalam bius cakrawala pagi tanpa kata-kata
Satu detik melaju tanpa kusadari.....
Satu menit melibas anganku tanpa apa-apa.....
Dan...
Saat kupasung mataku dalam tidur lena, semua tampak begitu nyata
Dalam mimpiku, kutemui kau dengan senyum menjelma
Apa adanya dan seutuhnya
Meninggalkan sepotong kangen yang merenggut sadarku, ketika matahari membiarkan sinar kemilaunya di balik jendela
Sedang apa dia?
Semoga aja awan yang berarak membawa pesan kengenku yang kini mulai setia dalam alurnya
Semoga ia tetap menjadi orang biasa yang membiarkan tubuhnya sedikit basah oleh hujan senja
Ketika itu, ia begitu mempesona
Semoga saja ini nyata.......
Jiwa-jiwa yang patah
Mungkinkah ada secuil kebahagiaan ketika kehampaan setia kucacah di ujung luka yang belum mengering?
Hampa yang mengendus nelangsa dan selalu berakhir dalam genangan kecewa yang memuja sia-sia
Mengais pilunya hati tanpa tahu ke mana mesti mencari obatnya
Tergopoh dibilas sedu sedan tangis yang ingin segera membasuh dengan senyum merona
Melibas pahit yang kau tinggalkan
Menelaah hati baru yang mungkin datang menjelang
Siapa tahu di suatu masa, kutemukan setitik cinta bersemi tanpa tanda tanya
Datang dengan lugunya
Menawarkan terang di balik gelap yang mendekapku
..dalam titik hitam yang memanjang..
Setidaknya aku masih punya mimpi yang coba mewujudkan dalam damba
Meski hanya menempias pada getar ilusi belaka
Semoga...
Menyeka segala lara yang menguntit pada malam gelap
Merobek indahnya cerita mencintai dan menantimu
Sapa yang kurunut pada deretan hari tak menjemput nyata
Pertemuan yang kupilih sebagai pembunuh rindu hanya menyapu sia-sia
Tak kudengarkan bisik lembutmu merambah sepiku
Menyudutkan ku di batas gelisah yang mengunyah luka, satu demi satu
ANDAI KAU TAU!
Inilah pilihanku
Kuinginkan cintaku dengan membiarkan kecewa
Lara mengendap dalam emosi yang membara
Izinkan aku bunuh rindu biar tak bangkit lagi
Menenggelamkan janji setia pada jiwa-jiwa yang meregang sepi
Melupakanmu dari tiap inci kenangan dalam hidupku
...yang hampa...
Hampa yang mengendus nelangsa dan selalu berakhir dalam genangan kecewa yang memuja sia-sia
Mengais pilunya hati tanpa tahu ke mana mesti mencari obatnya
Tergopoh dibilas sedu sedan tangis yang ingin segera membasuh dengan senyum merona
Melibas pahit yang kau tinggalkan
Menelaah hati baru yang mungkin datang menjelang
Siapa tahu di suatu masa, kutemukan setitik cinta bersemi tanpa tanda tanya
Datang dengan lugunya
Menawarkan terang di balik gelap yang mendekapku
..dalam titik hitam yang memanjang..
Setidaknya aku masih punya mimpi yang coba mewujudkan dalam damba
Meski hanya menempias pada getar ilusi belaka
Semoga...
Menyeka segala lara yang menguntit pada malam gelap
Merobek indahnya cerita mencintai dan menantimu
Sapa yang kurunut pada deretan hari tak menjemput nyata
Pertemuan yang kupilih sebagai pembunuh rindu hanya menyapu sia-sia
Tak kudengarkan bisik lembutmu merambah sepiku
Menyudutkan ku di batas gelisah yang mengunyah luka, satu demi satu
ANDAI KAU TAU!
Inilah pilihanku
Kuinginkan cintaku dengan membiarkan kecewa
Lara mengendap dalam emosi yang membara
Izinkan aku bunuh rindu biar tak bangkit lagi
Menenggelamkan janji setia pada jiwa-jiwa yang meregang sepi
Melupakanmu dari tiap inci kenangan dalam hidupku
...yang hampa...
Kepada Kamu Rindu Itu
Mungkin benar juga
Kita perlu waktu untuk tidak bersua
Tapi sejenak saja, mungkin tidaklah salah aku pendam dulu rasa rindu
Biarkan hati merintih dan meratap
Tapi sejenak saja, lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta
Aku terusik kangen yang menelusup di setiap kedip mata
Dua hari menapak jejak bersama, telah memagut getarku tak tersisa, sepertinya
Biarkan saja semuanya berjalan tanpa rekayasa
Seperti sejak pertama rasa itu diam membisu
Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu, dalam damba tak bersyarat
Aku tak bisa marah
Karena bagiku kau adalah anugrah terindah yang mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah
Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja
Menghapus kesalku jadi tawa merekah
Dan rinduku tiba-tiba dipenuhi keindahan yangberlimpah
Kita perlu waktu untuk tidak bersua
Tapi sejenak saja, mungkin tidaklah salah aku pendam dulu rasa rindu
Biarkan hati merintih dan meratap
Tapi sejenak saja, lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta
Aku terusik kangen yang menelusup di setiap kedip mata
Dua hari menapak jejak bersama, telah memagut getarku tak tersisa, sepertinya
Biarkan saja semuanya berjalan tanpa rekayasa
Seperti sejak pertama rasa itu diam membisu
Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu, dalam damba tak bersyarat
Aku tak bisa marah
Karena bagiku kau adalah anugrah terindah yang mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah
Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja
Menghapus kesalku jadi tawa merekah
Dan rinduku tiba-tiba dipenuhi keindahan yangberlimpah
just post
begitu bermaknanya sebuah kebersamaan
hingga ku tak tau lagi dengan apa kutepikan adamu sejenak saja
begitu menyesakkan dan menyiksa lirih seketika
saat ku buka mata, tiba-tiba aku tersadar
kamu tak ada di dekatku hari ini
cinta ini begitu indahnya, hanya untuk mu
sapaku mulai tertatih mencari jejakmu
tak ku dengan bisikmu mengusik sepiku
berbisiklah meski hanya berdesir bersama angin
tak apa, aku hanya ingin mendengar suaramu detik ini
itu saja!
karena nyata, sepiku tak usai
menyergap sadarku dari puing keterasingan
rinduku pun tak usai, merapal namamu dari jerit ketakutan
cintaku pun tak juga usai, memasung hatiku hanya untuk satu namamu
apakah ini nyata atau semu? apakah ini janji atau semacam ilusi?
hanya kalam batinmu yang mampu mengurai
aku hanya mampu mengibarkan bendera tanda
selebihnya, biarlah dirimu yang mengulur benang talinya.
itu saja!
hingga ku tak tau lagi dengan apa kutepikan adamu sejenak saja
begitu menyesakkan dan menyiksa lirih seketika
saat ku buka mata, tiba-tiba aku tersadar
kamu tak ada di dekatku hari ini
cinta ini begitu indahnya, hanya untuk mu
sapaku mulai tertatih mencari jejakmu
tak ku dengan bisikmu mengusik sepiku
berbisiklah meski hanya berdesir bersama angin
tak apa, aku hanya ingin mendengar suaramu detik ini
itu saja!
karena nyata, sepiku tak usai
menyergap sadarku dari puing keterasingan
rinduku pun tak usai, merapal namamu dari jerit ketakutan
cintaku pun tak juga usai, memasung hatiku hanya untuk satu namamu
apakah ini nyata atau semu? apakah ini janji atau semacam ilusi?
hanya kalam batinmu yang mampu mengurai
aku hanya mampu mengibarkan bendera tanda
selebihnya, biarlah dirimu yang mengulur benang talinya.
itu saja!
Subscribe to:
Posts (Atom)