"andai saja cinta itu kamu...
pasti aku rela menyerahkan padamu cinta itu..."
Masih ingatkah dengan kalimat itu? Tanpa tau darimana datangnya kekuatan itu, dengan lancang aku tuliskan untukmu.
Dan kelancanganku itu ternyata berbuah anugrah terindah bagiku, karena tau-tau kita menjelma sepasang manusia yang saling bertukar cintademi cerita tanpa melalui perjumpaan nyata.
Kalau boleh aku bertanya..
"begitu bermaknakah perjumpaan nyata buatmu?"
Kita beradu pandang tanpa sekat jarak dan waktu, mengeja dalamnya diri dengan praduga.
Tak ingin ku lari, tak ingin ku ingkari.
Sama saja ku khianati diri bila itu kulakukan.
Mengapa?.. Aku tak perlu bertanya.
Semestinya biarkan semua mengalir air dan berhembus seperti angin.
Air yang selalu mengalir menuju muaranya, dan angin yang setia menggelitik dedaunan dengan senandung.
Aku ingin kamu tau..
Jelaga matamu telah membawaku pada keindahan yang bertubi
Menudutkan ku di batas damba yang merasuk maju tanpa henti
Jika ini realitas, aku tak mau berhenti dan membiarkannya jadi basi...
Semoga ini nyata dan bukan sia-sia..!
Yang pasti...hadirmu membuatku termangu
Maafkan aku yang tak mampu lagi menyembunyikan perasaan ini
Maafkan jika aku selalu ingin menyemayamkan wajahmu dalam asa yang tak henti membasuh sepiku
Maafkan jika aku selalu menyulam benang rindu di setiap jejak yang pijak
Seperti sekarang
Maafkan jika aku tak mampu menahan rindu yang berkejolak, hingga mata ini enggan terlelap
Sampai bisa kubingkai indah matamu dalam mimpiku
No comments:
Post a Comment