"Kau hadir, dengan segala tingkah lugu mu
Memasungku dalam gugusan asa baru, mengharap rindu menusukku lagi"
Jujur harus ku akui, kau tiba-tiba datang disaat aku tengah menggantungkan harapan di atas tungku yang tak lagi berapi
Terkikis longsor sepi yang mengendap di bebatuan
...Ini memang suatu keajaiban...
Hadirmu menyalakan tungku yang kudiami
yang memang perlahan mulai padam
Panasnya begitu menyengat hingga aku mulai kegerahan
Gerah yang teramat sangat karena berbalut rindu melesat di lubuk hatiku yang mengerontang
Aku mungkin salah mencari ketenangan itu dengan menggebu-gebu
Padahal, tidak seharusnya aku melakukan itu
Benarkah ketenangan itu harus dicari di suatu tempat, disuatu masa?
Padahal tubuh punya hati yang tak terbatas ruang dan waktu
Lalu dimana tempat yang ingin ku pijak?
Kapan juga masa akan memelukku dengan aneka puisi keindahan?
Aku yakin, aku punya hati yang selalu dalam adaku
No comments:
Post a Comment