Malam cepat beringsur
Anganku ingin menjemput bayangmu ketika pagi turun dengan tetes embunnya
Aku terisap pada wajahmu yang meninggalkan wangi di setiap waktu
Selalu saja begitu
Sepertinya aku memang tidak bisa menyingkirkan kesetiaanku
Mencintaimu degnan napas terengah dan kepala tengadah menghimpun dosa
"Tuhan, aku ingin menghabiskan setiap detik bersamanya"
Siapa lagi kalau bukan engkau, yang di mataku tak pernah basi
Seperti pagi yang selalu memberikan benderang untuk bumi
Setelah malam membabi buta menenggelamkan dalam gelap
Setelah semua makin jelas di mataku, aku juga blm beranajak pergi
Meski mungkin tak sedahsyat awalnya, kaki belum juga surut mengharapkanmu
Apakah ini sebuah kebodohan?
Barangkali iya
Tapi peduli apa?
Bisa mencintaimu sudah cukup bagiku
Mungkin aku ini memang bodoh
Menunggu cinta semu dengan damba beribu dan dibalut kesendirian
"Menggembara begitu jauh, dari timur ke barat. Seribu batu terlampaui. Kakiku menjejak jagad milik Tuhan"
No comments:
Post a Comment